Salah satu wilayah yang perkembangannya cukup tertinggal dibandingkan wilayah lain di Negara Indonesia adalah wilayah perbatasan yang digolongkan sebagai kawasan 3T yakni Tertinggal, Terdepan dan Terluar kawasan ini memiliki kondisi geografis, sosial, ekonomi dan kebudayaan yang kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Kawasan perbatasan juga  selama ini identik dengan daerah perdesaan, daerah pinggiran, atau daerah miskin yang cenderung termarginalkan sehingga diperlukan perhatian yang lebih dalam pembangunan di kawasan perbatasa negara. 

Kabupaten Maluku Barat Daya yang merupakan salah satu dari 54 kabupaten perbatasan di Negara Indonesia dengan 12 Kecamatan Lokasi Prioritas (Lokpri) juga mengalami masalah yang sama. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan wilayah perbatasan di Kabupeten Maluku Barat Daya adalah kurangnya sinergitas antara intansi atau lembaga terkait sehingga pembangunan yang ada belum maksimal.

Guna menjawab permasalahan tersebut maka Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Maluku Barat Daya meluncurkan satu Inovasi baru yaitu Inovasi IDENTIK BATAS (Identifikasi Perkembangan Pembangunan Kawasan Perbatasan) Kabupaten Maluku Barat Daya.  Tujuan Inovas IDENTIK BATAS adalah untuk menilai sejauh mana intervansi yang telah dilakukan memberikan manfaat bagi pengembangan lokpri yang ada di Kabupaten ini tandas Kepala BPPD Kab MBD A. Olivier. Hasil dari penilaian tersebut akan dijadikan dasar klasifikasi perkebangan 12 lokpri yang ada di Kab. MBD sehingga kedepanya pembangunan diharapkan lebih terarah berdasarkan klasifikasi perkembangan dari ke-12 lokpri di Kabupaten Maluku Barat Daya.